LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS X TKJ I SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN
Oleh Kelompok 9 :
Rafita Attiya Rafita Attiya 091301014
Andry Soni 091301079
Anggi Dwina Gurning 091301100
Mufti Fadhilah Siregar 101301004
Agita Sara 10130114
Rafita Attiya Rafita Attiya 091301014
Andry Soni 091301079
Anggi Dwina Gurning 091301100
Mufti Fadhilah Siregar 101301004
Agita Sara 10130114
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG SEKOLAH
I.
Sejarah
Sekolah
Berawal dari
niat suci Yayasan Bapak Zulkifli, SE, S.Sos untuk beribadah kepada Allah SWT
dan pengabdian dirinya bagi dunia pendidikan. SMK Tritech Informatika berdiri
diawali dengan dibukanya Lembaga Kursus Komputer dan Bahasa Inggris yang diberi
nama Tritech Quantum. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan dari masyarakat
maka pada tanggal 20 Mei 2010
didirikanlah SMK Tritech Informatika dengan memakai konsep SMK IT Modern.
SMK Tritech
Informatika memiliki 3 Program Keahlian, yaitu Teknik Keterampilan Jaringan,
Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak yang bertempat di Jl. Bhayangkara No. 522
Medan dan diasuh oleh Guru dan Dosen berpengalaman tamatan S1 dan S2 dari
Universitas Negeri dan Swasta yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi
Nasional.
Pada saat ini
SMK Tritech Informatika mengasuh 1000 siswa/i, dengan jumlah pendidik sebanyak
80 orang dan tahun Ajaran 2012/2013 telah menempati gedung baru di Jl.
Bhayangkara No. 484 dengan jumlah kelas sebanyak 36 ruang.
Guna
pengembangan selanjutnya pada tahun 2013 akan dibuka STMIK dan PLSM , hal ini
dilakukan dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat dan membantu program
Pemerintah dalam bidang Pendidikan.
II. Profil => Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK Tritech Informatika
Medan
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 10261412
Bidang Keahlian : Teknik Informasi Dan
Komunikasi
Program Keahlian : Teknik Komputer Dan
Informatika
Kompetensi Keahlian : TKJ-Multimedia-RPL
Kelurahan / Kecamatan : Indra Kasih / Medan Tembung
Provinsi : Sumatera Utara
Jalan : Jalan Bhayangkara No. 522 CDE
Telepon / Faxmile : 061 – 6635991 / 061 – 6641576
Status sekolah / Akreditasi : Swasta
Nomor Surat Izin Berdiri : 420/10985/PPMP/09
Tanggal Penetapan : 06 Agustus 2010
Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
Organisasi Penyelenggara : Yayasan Pendidikan Triadi Teknologi
Website : http://www.tritech.sch.id
Email : smktritech@gmail.com
B. DATA OBSERVER
Observer yang terlibat dalam observasi ini ada 5 orang dan dibagi menjadi dua yaitu :
- Observasi Pagi pukul 08.00 WIB - 08.30 WIB ( 2 orang ) terdiri dari :
=> Anggi Dwina Gurning ( 091301100)
=> Mata Pelajaran Bahasa Inggris
2. Observasi Siang pukul 11.20 WIB - 12.00 WIB ( 3 orang ) terdiri dari :
=> Rafita Attiya ( 091301014)
=> Andry Soni ( 091301079)
=> Agita Sara (101301114)
C. KONDISI FISIK KELAS
D. HASIL OBSERVASI
=> Rafita Attiya ( 091301014)
=> Andry Soni ( 091301079)
=> Agita Sara (101301114)
C. KONDISI FISIK KELAS
- Ukuran ruangan : ± 8.5m x 5m
- Sebuah Kipas angin
- Kipas Angin Penyaring Udara
- Sebuah AC
- Sebuah TV LCD
- Papan Tulis Putih (dibawah LCD)
- Sebuah Jam dinding
- Sebuah Cctv disudut kiri atas (pandangan observer)
- Meja guru terletak di sudut kanan depan (pandangan observer)
- Meja siswa (3 kesamping, 4 kebelakang)
- Jalan keluar masuk ruangan (tanpa pintu)
- Sebuah Pewangi ruangan
D. HASIL OBSERVASI
1. Observasi
Pagi
Observasi
yang kami lakukan pada pagi hari adalah pada pukul 08.00- 08.30 WIB. Pada jam
itu siswa-siswi SMK Tritech Medan sedang menjalani proses ujian Bahasa Inggris,
dimana ujian itu berlangsung kurang lebih 20 menit. Hasil observasi yang kami
dapat antara lain siswa mengobrol satu sama lain, siswa dan siswi bertanya pada
saat guru menulis soal, melirik kanan kiri, mencontek, beberapa siswa ada yang
berjalan meminjam alat tulis ke arah depan sambil membungkuk, siswa perempuan
mengobrol dan mencontek. Ada satu siswa yang posisi badannya tegak lurus dan
kontak matanya ke arah laptop. Siswa yang duduk paling belakang terdiri dari
tiga orang tampak tertawa-tawa dan sesekali melihat ke arah papan tulis. Ada yang
satu siswa yang tiba-tiba berteriak memanggil gurunya dan tangannya menunjuk ke arah papan tulis
dan menanyakan ‘’ Sir itu apa
bacaannya’’? Guru menjawab dan berdiri itu ‘’Alone’’. Postur guru bahasa inggris itu tegak dan tersenyum. Lalu
dengan sigap ia berjalan mengelilingi siswa-siswi untuk memastikan apakah
mereka tidak mencontek. Lalu dia kembali duduk kedepan dengan tangan dilipat
dan postur tubuh yang sedikit condong kedepan, serta kontak mata yang lurus
kearah siswa-siswanya.
2. Observasi
Siang
Observasi
yang kami lakukan pada siang hari adalah di kelas X-TKJ-1 yang sedang belajar
kimia. Jumlah siswa di kelas tersebut ada 18 orang pria dan 7 orang wanita.
Tetapi pada hari itu ada dua orang siswa yang tidak masuk kelas dengan alasan
sakit. Observer
berdiri di belakang ruangan. Pada saat masuk ke kelas tersebut, tidak terdapat
pintu seperti kelas-kelas lainnya. Dibelakang kelas tempat kami berdiri ada rak
panjang tersambung hingga sisi kanan ruangan. Bahan dari alumunium yang
berwarna silver dan ada beberapa tingkat. Cat ruagan kelas berwarna kuning dan
hijau. Di kelas tersebut ada beberapa macam bentuk meja dan kursi. Ada beberapa
murid yang menduduki kursi yang bersatu dengan mejanya, tapi ada juga murid
yang duduk di kursi yang terpisah denga mejanya. Susunan duduk mereka juga lain
dari standart sekolah lainnya. Ada tiga murid yag duduk sejajar merapat ke
dinding di sisi kiri. Lalu ada sedikit jarak dengan meja murid yang lainnya.
Jarak tersebut dipergunakan untuk tempat lewat. Lalu meja yang lainnya tersusun
rapat ditengah seakan tidak ada jarak buat mereka. Lalu ada jarak lagi untuk
jalan dan beberapa mja yang tersusun sejajar kebelakang tapi mengarah serong ke
arah papan tulis yang berada ditengah dari sisi dinding di depan. Meja guru
terletak di sudut kanan dari pandangan observer yang berada di belakang
ruangan. Lalu papan tulis berwarna putih yang dilapisi oleh kaca tertempel di
dinding dan terletak di tengah dinding. Tv LCD
terletak di atas papan tulis lalu disamping tv ada jam dinding dan disamping
jam dinding ada kipas angin penyaring udara. Di sisi kanan dari tv terdapat ac dan pewangi ruangan dan sisi kiri
dinding terdapat kipas angin yang tertempel. Di sudut kiri atas terdapat cctv. Di belakang tempat kami berdiri
mengobservasi nya terdapat sapu, serokan sampah, sapu yang patah, tempat
sampah, kardus yang dijadikan tempat sampah dan kain pel.
Pada
saat kami mengobservasi, guru sedang menjelaskan mata pelajaran kimia yang
materi dan bahannya yang ada di laptopnya disambungkan ke tv lcd yang tersedia agar anak-anak dapat melihatnya.
Sambil menjelaskan guru juga menggunakan papan tulis dan spidol agar sesekali
menulis materi agar lebih jelas. Anak laki-laki yang duduk paling belakang
menghidupkan laptop dan memainkannya sambil mengerjakan sesuatu di buku tulis
yang terletak juga di atas mejanya disamping laptop. Pada saat ditanya guru,
murid menjawabnya secara bersama-sama, tapi ada beberapa murid yang tidak
menjawab malah bercerita dengan teman didekatnya.
BAB
II
Teori
dan Pembahasan
Kelompok membahas hasil
observasi proses belajar didalam kelas berdasarkan teori belajar Robert Gagne. Teori belajar Gagne
mendeskripsikan kerangka belajar yang terdiri dari tiga bagian antara lain:
- Lima ragam belajar : ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal dan keterampilan motorik atau sikap. Defenisi berikut akan dijelaskan dibawah ini :
- Keterampilan Intelektual
2. Strategi-Strategi Kognitif
Dalam
teori belajar modern, strategi kokginitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu
proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan
mengubah cara-cara memberikan, perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Siswa
– siswa X TKJ I memberikan perhatian dengan cara yang berbeda, misalnya dengan
cara memperhatikan guru pada saat menjelaskan, mendengarkan, mencatat dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah.
3.
Invormasi Verbal
Informasi
verbal juga disebut pengetahuan verbal;menurut teori, pengeetahuan ini disimpan
seebagai jaringan proposisi-proposisi (Anderson.1985; E.D Gagne, 1985). Nama
lain untuk pengetahuan verbal ialah pengetahuan deklaratif
4. Sikap-Sikap
Sikap
merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku
seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau mahkluk hidup lainnya.
Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain.
Karena itu, Gagne juga memperhatikan bagaimana siswa-siswa memperoleh
sikap-sikap sosial ini. Bagaimana sikap dan tindakan yang dilakukan oleh siswa
X TKJ I untuk merespon pembelajaran. Dan bagaimana sikap siswa – siswi X TKJ I
terhadap gurunya. Misalnya pada saat guru menjelaskan mata pelajaran di depan
kelas ada beberapa siswa yang mendengarkan, mencatat, tertawa dan mengobrol.
Ini lah yang dimaksud dengan sikap terhadap orang lain.
5. Keterampilan-keterampilan motorik
Keterampilan-keterampilan
motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga
kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual,
misalnya bila membaca, menulis atau dalam pelajaran sains bagaimana menggunakan
berbagai macam alat, seperti mikroskop, berbagai alat-alat listrik dalam
pelajaran fisika, dan biuret, alat destilasi dalam pelajaran kimia. Siswa –
siswi X TKJ I menggunakan media atau alat bantu untuk mempermudah proses
belajar di kelas. Tetapi pada kelas X TKJ I, hanya ada satu siswa yang proses
belajarnya menggunakan laptop. Jadi proses pembelajarn yang terjadi memudahkan
siswa dalam mengerjakan tugas, meskipun hanya ia sendiri yang membawa alat
bantu.
- Kondisi belajar internal pagi hari : Prasyarat internal untuk mempelajari kapabilitas tertentu dan seperangkat proses belajar kognitif. Artinya kemampuan yang telah ada pada diri si individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi internal ini dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi informasi. Dilihat dari observasi pagi hari yang kami lakukan proses pembelajaran dalam kelas prasyarat internal untuk menguasai kemampuan tertentu belum dimiliki murid karena dalam proses belajar banyak murid belum paham dan menguasai materi, hal ini terlihat ketika mereka mengikuti ujian Bahasa Inggris mereka sebenarnya masih kelihatan kebingungan dalam berfikir .
- Kondisi belajar eksternal pagi hari : Berupa dukungan lingkungan seperti stimuli dari lingkungan yang berinteraksi dengan proses pembelajaran. Dimana (external condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar ber-beda2 untuk tiap kasus. Jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula. Misalnya pada saat belajar di pagi hari kami melihat suasana belajar tetap baik meski alat bantu pendukung seperti ac, lcd tidak dinyalakan di pagi hari.
- Kondisi belajar internal siang hari : Dilihat dari observasi yang kami lakukan proses pembelajaran dalam kelas prasyarat internal untuk menguasai kemampuan tertentu sudah dimiliki oleh guru dan para murid karena dalam proses belajar guru dan para murid dapat menguasai materi, hal ini terlihat ketika mereka mengikuti ujian dan kemudian belajar mengenai unsur senyawa mereka dapat menghapal unsur yang menyusun suatu zat atau senyawa.Dalam hal seperangkat proses kognitif menurut hasil observasi kami sudah terlibat dengan cukup baik didalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari ingatan untuk menjawab ujian dan mengenai unsur-unsur penyusun suatau zat senyawa, jumlah nilai atom dan nilai molekulnya. Yang tentu melibatkan proses kognitif didalamnya.
- Kondisi belajar eksternal siang hari : Kami melihat hal ini sebagai dukungan eksternal yang diberikan pada seluruh komponen didalam kelas yang berasal dari sekolah seperti pemberian fasilitas yang menurut kami sudah sangat baik seperti adanya AC, penggunaan LCD, proses pembelajaran menggunakan teknologi yang baik. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran dimana guru juga menyajikan materi dalam bentuk power point yang kemudian dibantu penggunaan white board juga sehingga menurut kami stimuli dan dukungan secara eksternal dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran yang lebih baik.
- Teori Skinner => digunakan pada observasi pagi hari
1.
Tipe
konsekuensi yang mempengaruhi perilaku.
Respon yang diberikan pada lingkungan
untuk menghasilkan jenis konsekuensi yang berbeda, dan konsekuensi tertentu
menimbulkan pengulangan respons. Pada saat kami mengobservasi, kelas
sedang melakukan ujian bahasa inggris. Kondisi kelas yang kurang kondusif
mengakibatkan kelas cukup ribut. Namun ketika guru mengatakan bahwa ujian
tersebut sangat mempengaruhi nilai akhir
mereka, mereka langsung serius mengerjakan soal- soal.Guru juga berusaha untuk
tidak menghukum siswa yang mencontek, namun setiap guru menegur mereka,
mereka langsung berusaha untuk
mengerjakan soal-soalnya sendiri.
2.
Efek emosional dari konsekuensi aversif.
Respons yang terjadi ketika diberikan
stimulus yang kurang menyenangkan. Ketika
salah seorang siswa yang ketahuan mencontek ditegur, murid tersebut langsung
menundukkan kepala dan menutup jawabannya. Ia langsung mengerjakan soal-soal
tanpa melihat kanan atau kirinya.
3.
Mekanisme
untuk individualisasi instruksi.
Stimulus yang diberikan untuk melihat
respons tiap subjek. Selama proses ujian berlangsung, guru memperhatikan setiap
siswanya. Guru berkeliling untuk melihat jawaban yang dituliskan mereka. Mulai
dari cara penulisan, sampai susunan kalimat yang mereka kerjakan. Guru mendatangi setiap siswanya, ada satu siswa yang
menuliskan jawaban yang salah dan guru mengajak siswanya untuk mengingat
kembali materi mereka minggu lalu. Dan ketika siswanya mengingat jawabannya,
siswa tersebut tersenyum dan menuliskan jawabannya.
- Teori Belajar Robert Gagne => digunakan untuk observasi siang hari
1.
Sistematika “Lima ragam belajar”
Sistematika
“Lima ragam belajar” ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa.
Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi
seseorang dan memungkinkan individu tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan
prestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat
diperoleh, namun tidak menunjukkan hasil belajar atau kemampuan internal satu
persatu. Akan tetapi, mengelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki
ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori yang
lain. Maka dapat dikatakan, sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil
belajar.
a. Informasi
verbal
Ini
merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam
bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber
yang juga menggunakan bahasa, lisan, maupun tertulis.
b. Keterampilan
intelektual
Keterampilan
intelektual adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan
dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai
lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).
c. Strategi
kognitif
Merupakan suatu cara seseorang
untuk menangani aktivitas belajar dan berpikir sendiri, sehingga ia menggunakan
cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.
d. Keterampilan
motorik/gerak
Merupakan
kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam
urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai
anggota badan secara terpadu.
e. Sikap
Kompoen
terakhir yang merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam
mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
2. Fase-fase belajar
Fase belajar ini berlaku bagi semua tipe
belajar. menurut Gagne ada 4 (empat) fase dalam proses belajar, yaitu :
a. Apprehending phase
(fase penerimaan)
Pada
fase ini, rangsangan diterima oleh seseorang yang belajar. Ada beberapa
langkah, pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah
pencatatan.
b. Acquisition phase (fase
penguasaan)
Akan
dapat dilihat apakah seseorang belajar atau belum. Orang yang telah belajar
dapat dibuktikan dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau
sikapnya.
c. Storage phase (fase
pengendapan)
Sesuatu
yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat
digunakan kembali bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan
kenangan.
d. Retrieval phase (fase
pengungkapan kembali)
Apa
yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan dalam ingatan dengan maksud untuk
digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa
yang disimpan, maka kita harus mengeluarkan dari tempat penyimpanan tersebut,
dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Menurut Gagne, fase pertama dan
kedua merupakan stimulus. Dimana terjadinya proses belajar, sedangkan pada fase
ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.
- Implikasi dari teori Gagne dalam pembelajaran
b. Memberikan
informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
c. Merangsang
dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.
d. Penyajian
stimuli yang tidak bisa dipisahkan dari tugas belajar.
e. Memberikan
bimbingan belajar.
f. Memberikan
umpan balik
g. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.
h. Memberikan
kesempatan untuk berlangsungnya transfer
of learning.
i. Memberikan
kesempatan untuk melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru
diberikan.
Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat
memperoleh dan mennguasai kelima kategori kemampuan belajar tersebut, ada
sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Ada kondisi belajar
internal yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar
sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi
eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk
membelajarkannya, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan
sumber belajar.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pembelajaran menurut Robert Gagne
hendaknya mampu menimbulkan peristiwa belajar dan proses kognitif. Peristiwa
belajar adalah peristiwa yang dapat menimbulkan minat dan memusatkan perhatian
agar peserta didik siap menerima pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran
agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut,
mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang
merupakan prasyarat, memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar,
memberikan umpan balik, evaluasi belajar, dan memperkuat referensi dan transfer
belajar. Sistematika “lima jenis belajar” lebih
bermanfaat untuk diterapkan dalam menganalisis proses belajar mengajar di
sekolah karena dibedakan dengan tegas antara aspek hasil dan aspek proses dalam
pembelajaran.
Menurut kelompok, kesimpulan dari hasil
observasi adalah ruangan kelas X TKJ 1 tidak memiliki pintu sehingga murid yang
sedang belajar menjadi kurang berkonsentrasi. Kurangnya disiplin dalam hal
pengontrolan murid-murid yang ada didalam kelas. Mungkin dikarenakan hubungan
murid dan guru yang sangat dekat sehingga murid menganggap guru tersebut
sebagai teman akrab. Dan juga penataan bangku yang kurang rapi dan kurang
kondusif pada saat pembelajaran berlangsung.
B.
Saran
Saran dari hasil observasi kelompok :
- Sebaiknya ruangan kelasnya diberi pintu sehingga tidak mengganggu suasana belajar di dalam kelas.
- Guru yang mengajar sebaiknya lebih tegas terhadap siswanya, sehingga tidak ada yang mengobrol atau mencontek saat ujian berlangsung.
- Sebaiknya guru mengontrol penggunaan gadget (laptop, ataupun handphone).
- Dalam pentataan bangku kelas juga sebaiknya lebih teratur, sehingga suasana belajar lebih kondusif.
- Kebersihan kelas sebaiknya juga dapat diperhatikan sehingga memberikan kenyamanan untuk guru dan murid-muridnya.
Daftar Pustaka
http://beritasore.com/2013/12/02/siswa-smk-tritech-informatika-dididik-wirausaha/