Jumat, 10 Januari 2014

TUGAS PSIKOLOGI BELAJAR

LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS X TKJ I SMK TRITECH INFORMATIKA MEDAN

 


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG SEKOLAH
I.       Sejarah Sekolah 
    Berawal dari niat suci Yayasan Bapak Zulkifli, SE, S.Sos untuk beribadah kepada Allah SWT dan pengabdian dirinya bagi dunia pendidikan. SMK Tritech Informatika berdiri diawali dengan dibukanya Lembaga Kursus Komputer dan Bahasa Inggris yang diberi nama Tritech Quantum. Seiring dengan perkembangan dan tuntutan dari masyarakat maka pada tanggal 20 Mei  2010 didirikanlah SMK Tritech Informatika dengan memakai konsep SMK IT Modern.
      SMK Tritech Informatika memiliki 3 Program Keahlian, yaitu Teknik Keterampilan Jaringan, Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak yang bertempat di Jl. Bhayangkara No. 522 Medan dan diasuh oleh Guru dan Dosen berpengalaman tamatan S1 dan S2 dari Universitas Negeri dan Swasta yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional. 
     Pada saat ini SMK Tritech Informatika mengasuh 1000 siswa/i, dengan jumlah pendidik sebanyak 80 orang dan tahun Ajaran  2012/2013 telah menempati gedung baru di Jl. Bhayangkara No. 484 dengan jumlah kelas sebanyak 36 ruang. Guna pengembangan selanjutnya pada tahun 2013 akan dibuka STMIK dan PLSM , hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat dan membantu program Pemerintah dalam bidang Pendidikan. 

II. Profil => Identitas Sekolah

Nama Sekolah                               : SMK Tritech Informatika Medan
Nomor Pokok Sekolah Nasional    : 10261412
Bidang Keahlian                             : Teknik Informasi Dan Komunikasi
Program Keahlian                          : Teknik Komputer Dan Informatika
Kompetensi Keahlian                     : TKJ-Multimedia-RPL
Kelurahan / Kecamatan                  : Indra Kasih / Medan Tembung
Provinsi                                          : Sumatera Utara
Jalan                                               : Jalan Bhayangkara No. 522 CDE
Telepon / Faxmile                            : 061 – 6635991 / 061 – 6641576
Status sekolah / Akreditasi              : Swasta
Nomor Surat Izin Berdiri                 : 420/10985/PPMP/09
Tanggal Penetapan                          : 06 Agustus 2010
Bangunan Sekolah                          : Milik Sendiri
Organisasi Penyelenggara               : Yayasan Pendidikan Triadi Teknologi
Website                                         : http://www.tritech.sch.id
Email                                             : smktritech@gmail.com


B.       DATA OBSERVER
 Observer yang terlibat dalam observasi ini ada 5 orang dan dibagi menjadi dua yaitu :
  1. Observasi Pagi pukul 08.00 WIB - 08.30 WIB  ( 2 orang ) terdiri dari :
       => Mufti Fadhilah Siregar  ( 101301004)
       => Anggi Dwina Gurning    ( 091301100)
       => Mata Pelajaran Bahasa Inggris 
   2.   Observasi Siang pukul 11.20 WIB - 12.00 WIB ( 3 orang ) terdiri dari :

      =>  Rafita Attiya  ( 091301014)
      => Andry Soni     ( 091301079)
      => Agita Sara       (101301114)

C.      KONDISI FISIK KELAS 

  •  Ukuran ruangan : ± 8.5m x 5m
  • Sebuah Kipas angin
  • Kipas Angin Penyaring Udara
  • Sebuah AC
  • Sebuah TV LCD
  • Papan Tulis Putih (dibawah LCD)
  • Sebuah Jam dinding
  • Sebuah Cctv disudut kiri atas (pandangan observer)
  • Meja guru terletak di sudut kanan depan (pandangan observer)
  • Meja siswa (3 kesamping, 4 kebelakang)
  • Jalan keluar masuk ruangan (tanpa pintu) 
  •  Sebuah Pewangi ruangan

 D.      HASIL OBSERVASI
1. Observasi Pagi

      Observasi yang kami lakukan pada pagi hari adalah pada pukul 08.00- 08.30 WIB. Pada jam itu siswa-siswi SMK Tritech Medan sedang menjalani proses ujian Bahasa Inggris, dimana ujian itu berlangsung kurang lebih 20 menit. Hasil observasi yang kami dapat antara lain siswa mengobrol satu sama lain, siswa dan siswi bertanya pada saat guru menulis soal, melirik kanan kiri, mencontek, beberapa siswa ada yang berjalan meminjam alat tulis ke arah depan sambil membungkuk, siswa perempuan mengobrol dan mencontek. Ada satu siswa yang posisi badannya tegak lurus dan kontak matanya ke arah laptop. Siswa yang duduk paling belakang terdiri dari tiga orang tampak tertawa-tawa dan sesekali melihat ke arah papan tulis. Ada yang satu siswa yang tiba-tiba berteriak memanggil gurunya  dan tangannya menunjuk ke arah papan tulis dan menanyakan ‘’ Sir itu apa bacaannya’’? Guru menjawab dan berdiri itu ‘’Alone’’. Postur guru bahasa inggris itu tegak dan tersenyum. Lalu dengan sigap ia berjalan mengelilingi siswa-siswi untuk memastikan apakah mereka tidak mencontek. Lalu dia kembali duduk kedepan dengan tangan dilipat dan postur tubuh yang sedikit condong kedepan, serta kontak mata yang lurus kearah siswa-siswanya.
 2.  Observasi Siang
 
Observasi yang kami lakukan pada siang hari adalah di kelas X-TKJ-1 yang sedang belajar kimia. Jumlah siswa di kelas tersebut ada 18 orang pria dan 7 orang wanita. Tetapi pada hari itu ada dua orang siswa yang tidak masuk kelas dengan alasan sakit. Observer  berdiri di belakang ruangan. Pada saat masuk ke kelas tersebut, tidak terdapat pintu seperti kelas-kelas lainnya. Dibelakang kelas tempat kami berdiri ada rak panjang tersambung hingga sisi kanan ruangan. Bahan dari alumunium yang berwarna silver dan ada beberapa tingkat. Cat ruagan kelas berwarna kuning dan hijau. Di kelas tersebut ada beberapa macam bentuk meja dan kursi. Ada beberapa murid yang menduduki kursi yang bersatu dengan mejanya, tapi ada juga murid yang duduk di kursi yang terpisah denga mejanya. Susunan duduk mereka juga lain dari standart sekolah lainnya. Ada tiga murid yag duduk sejajar merapat ke dinding di sisi kiri. Lalu ada sedikit jarak dengan meja murid yang lainnya. Jarak tersebut dipergunakan untuk tempat lewat. Lalu meja yang lainnya tersusun rapat ditengah seakan tidak ada jarak buat mereka. Lalu ada jarak lagi untuk jalan dan beberapa mja yang tersusun sejajar kebelakang tapi mengarah serong ke arah papan tulis yang berada ditengah dari sisi dinding di depan. Meja guru terletak di sudut kanan dari pandangan observer yang berada di belakang ruangan. Lalu papan tulis berwarna putih yang dilapisi oleh kaca tertempel di dinding dan terletak di tengah dinding. Tv LCD terletak di atas papan tulis lalu disamping tv ada jam dinding dan disamping jam dinding ada kipas angin penyaring udara. Di sisi kanan dari tv terdapat ac dan pewangi ruangan dan sisi kiri dinding terdapat kipas angin yang tertempel. Di sudut kiri atas terdapat cctv. Di belakang tempat kami berdiri mengobservasi nya terdapat sapu, serokan sampah, sapu yang patah, tempat sampah, kardus yang dijadikan tempat sampah dan kain pel.
Pada saat kami mengobservasi, guru sedang menjelaskan mata pelajaran kimia yang materi dan bahannya yang ada di laptopnya disambungkan ke tv lcd  yang tersedia agar anak-anak dapat melihatnya. Sambil menjelaskan guru juga menggunakan papan tulis dan spidol agar sesekali menulis materi agar lebih jelas. Anak laki-laki yang duduk paling belakang menghidupkan laptop dan memainkannya sambil mengerjakan sesuatu di buku tulis yang terletak juga di atas mejanya disamping laptop. Pada saat ditanya guru, murid menjawabnya secara bersama-sama, tapi ada beberapa murid yang tidak menjawab malah bercerita dengan teman didekatnya.



BAB II
Teori dan Pembahasan

Kelompok membahas hasil observasi proses belajar didalam kelas berdasarkan teori belajar Robert Gagne. Teori belajar Gagne mendeskripsikan kerangka belajar yang terdiri dari tiga bagian antara lain:

  • Lima ragam belajar : ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal dan keterampilan motorik atau sikap. Defenisi berikut akan dijelaskan dibawah ini :
  1. Keterampilan Intelektual 
Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengguaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Belajar keterampilan intelektual telah dimulai sejak tingkat-tingkat pertama sekolah dasar dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang.  Maka pada saat memecahkan masalah siswa X TKJ I memerlukan keterampilan intelektual yang cukup baik disertai dengan media – media yang dapat membantu proses pembelajaran.
     2. Strategi-Strategi Kognitif 
Dalam teori belajar modern, strategi kokginitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan, perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Siswa – siswa X TKJ I memberikan perhatian dengan cara yang berbeda, misalnya dengan cara memperhatikan guru pada saat menjelaskan, mendengarkan, mencatat dan berdiskusi untuk memecahkan masalah.
      3. Invormasi Verbal 
Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal;menurut teori, pengeetahuan ini disimpan seebagai jaringan proposisi-proposisi (Anderson.1985; E.D Gagne, 1985). Nama lain untuk pengetahuan verbal ialah pengetahuan deklaratif
   
      4. Sikap-Sikap 
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau mahkluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Karena itu, Gagne juga memperhatikan bagaimana siswa-siswa memperoleh sikap-sikap sosial ini. Bagaimana sikap dan tindakan yang dilakukan oleh siswa X TKJ I untuk merespon pembelajaran. Dan bagaimana sikap siswa – siswi X TKJ I terhadap gurunya. Misalnya pada saat guru menjelaskan mata pelajaran di depan kelas ada beberapa siswa yang mendengarkan, mencatat, tertawa dan mengobrol. Ini lah yang dimaksud dengan sikap terhadap orang lain.
      5. Keterampilan-keterampilan motorik 
 Keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya bila membaca, menulis atau dalam pelajaran sains bagaimana menggunakan berbagai macam alat, seperti mikroskop, berbagai alat-alat listrik dalam pelajaran fisika, dan biuret, alat destilasi dalam pelajaran kimia. Siswa – siswi X TKJ I menggunakan media atau alat bantu untuk mempermudah proses belajar di kelas. Tetapi pada kelas X TKJ I, hanya ada satu siswa yang proses belajarnya menggunakan laptop. Jadi proses pembelajarn yang terjadi memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas, meskipun hanya ia sendiri yang membawa alat bantu.
  •     Kondisi belajar internal  pagi hari           : Prasyarat internal untuk mempelajari kapabilitas tertentu dan seperangkat proses belajar kognitif. Artinya kemampuan yang telah ada pada diri si individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi internal ini dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi informasi. Dilihat dari observasi pagi hari yang kami lakukan proses pembelajaran dalam kelas prasyarat internal untuk menguasai kemampuan tertentu belum dimiliki  murid karena dalam proses belajar banyak murid belum paham dan  menguasai materi, hal ini terlihat ketika mereka mengikuti ujian Bahasa Inggris mereka sebenarnya masih kelihatan kebingungan dalam berfikir .  
  •     Kondisi belajar eksternal pagi hari        :   Berupa dukungan lingkungan seperti stimuli dari lingkungan yang berinteraksi dengan proses pembelajaran.  Dimana (external condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar ber-beda2 untuk tiap kasus. Jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula. Misalnya pada saat belajar di pagi hari kami melihat suasana belajar tetap baik meski alat bantu pendukung seperti ac, lcd tidak dinyalakan di pagi hari. 
  •        Kondisi belajar internal siang hari  : Dilihat dari observasi yang kami lakukan proses pembelajaran dalam kelas prasyarat internal untuk menguasai kemampuan tertentu sudah dimiliki oleh guru dan para murid karena dalam proses belajar guru dan para murid dapat menguasai materi, hal ini terlihat ketika mereka mengikuti ujian dan kemudian belajar mengenai unsur senyawa mereka dapat menghapal unsur yang menyusun suatu zat atau senyawa.Dalam hal seperangkat proses kognitif menurut hasil observasi kami sudah terlibat dengan cukup baik didalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari ingatan untuk menjawab ujian dan mengenai unsur-unsur penyusun suatau zat senyawa, jumlah nilai atom dan nilai molekulnya. Yang tentu melibatkan proses kognitif didalamnya.
  •       Kondisi belajar eksternal siang hari : Kami melihat hal ini sebagai dukungan eksternal yang diberikan pada seluruh komponen didalam kelas yang berasal dari sekolah seperti pemberian fasilitas yang menurut kami sudah sangat baik seperti adanya AC, penggunaan LCD, proses pembelajaran menggunakan teknologi yang baik. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran dimana guru juga menyajikan materi dalam bentuk power point yang kemudian dibantu penggunaan white board juga sehingga menurut kami stimuli dan dukungan secara eksternal dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran yang lebih baik. 
  •  Teori Skinner => digunakan pada observasi pagi hari  
Kelompok membahas hasil observasi proses belajar didalam kelas berdasarkan teori belajar Skinner. Teori belajar Skinner mendeskripsikan kerangka belajar yang  terdiri dari tiga bagian antara lain: 
 1.      Tipe konsekuensi yang mempengaruhi perilaku.  
Respon yang diberikan pada lingkungan untuk menghasilkan jenis konsekuensi yang berbeda, dan konsekuensi tertentu menimbulkan pengulangan respons. Pada saat kami mengobservasi, kelas sedang melakukan ujian bahasa inggris. Kondisi kelas yang kurang kondusif mengakibatkan kelas cukup ribut. Namun ketika guru mengatakan bahwa ujian tersebut sangat mempengaruhi nilai  akhir mereka, mereka langsung serius mengerjakan soal- soal.Guru juga berusaha untuk tidak menghukum siswa yang mencontek, namun setiap guru menegur mereka, mereka  langsung berusaha untuk mengerjakan soal-soalnya sendiri. 
 2.      Efek  emosional dari konsekuensi aversif. 
 Respons yang terjadi ketika diberikan stimulus yang  kurang menyenangkan. Ketika salah seorang siswa yang ketahuan mencontek ditegur, murid tersebut langsung menundukkan kepala dan menutup jawabannya. Ia langsung mengerjakan soal-soal tanpa melihat kanan atau kirinya. 
 3.      Mekanisme untuk individualisasi instruksi.  
Stimulus yang diberikan untuk melihat respons tiap subjek. Selama proses ujian berlangsung, guru memperhatikan setiap siswanya. Guru berkeliling untuk melihat jawaban yang dituliskan mereka. Mulai dari cara penulisan, sampai susunan kalimat yang mereka kerjakan. Guru mendatangi  setiap siswanya, ada satu siswa yang menuliskan jawaban yang salah dan guru mengajak siswanya untuk mengingat kembali materi mereka minggu lalu. Dan ketika siswanya mengingat jawabannya, siswa tersebut tersenyum dan menuliskan jawabannya.  
  •  Teori Belajar Robert Gagne => digunakan untuk observasi siang hari  
Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu. Lingkungan seseorang yang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial lainnya. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, minat, atau nilai pada seseorang. Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Gagne juga mengemukakan mengenai sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran. 
 1. Sistematika “Lima ragam belajar Sistematika “Lima ragam belajar” ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan individu tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan prestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan hasil belajar atau kemampuan internal satu persatu. Akan tetapi, mengelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori yang lain. Maka dapat dikatakan, sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar. 
 a.    Informasi verbal Ini merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan, maupun tertulis. 
 b.    Keterampilan intelektual Keterampilan intelektual adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).  
c.    Strategi kognitif Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikir sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.  
d.   Keterampilan motorik/gerak Merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. 
 e.    Sikap Kompoen terakhir yang merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.  
2. Fase-fase belajar Fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. menurut Gagne ada 4 (empat) fase dalam proses belajar, yaitu :  
a.    Apprehending phase (fase penerimaan) 
 Pada fase ini, rangsangan diterima oleh seseorang yang belajar. Ada beberapa langkah, pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan. 
 b.    Acquisition phase (fase penguasaan)  
Akan dapat dilihat apakah seseorang belajar atau belum. Orang yang telah belajar dapat dibuktikan dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya. 
 c.    Storage phase (fase pengendapan)  
 Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan kembali bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan. 
 d.   Retrieval phase (fase pengungkapan kembali) 
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan dalam ingatan dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkan dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus. Dimana terjadinya proses belajar, sedangkan pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar. 
  •  Implikasi dari teori Gagne dalam pembelajaran 
 a.    Mengontrol perhatian siswa 
 b.    Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru. 
 c.    Merangsang dan mengingatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa.  
 d.   Penyajian stimuli yang tidak bisa dipisahkan dari tugas belajar. 
 e.    Memberikan bimbingan belajar. 
 f.     Memberikan umpan balik  
 g. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya. 
 h.   Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning. 
 i.   Memberikan kesempatan untuk melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan. Gagne juga menyatakan bahwa untuk dapat memperoleh dan mennguasai kelima kategori kemampuan belajar tersebut, ada sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Ada kondisi belajar internal yang timbul dari memori peserta didik sebagai hasil belajar sebelumnya, dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi eksternal ini bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk membelajarkannya, misalnya pemanfaatan atau penggunaan berbagai media dan sumber belajar. 
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan
Pembelajaran menurut Robert Gagne hendaknya mampu menimbulkan peristiwa belajar dan proses kognitif. Peristiwa belajar adalah peristiwa yang dapat menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut, mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang merupakan prasyarat, memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar, memberikan umpan balik, evaluasi belajar, dan memperkuat referensi dan transfer belajar. Sistematika “lima jenis belajar” lebih bermanfaat untuk diterapkan dalam menganalisis proses belajar mengajar di sekolah karena dibedakan dengan tegas antara aspek hasil dan aspek proses dalam pembelajaran.
Menurut kelompok, kesimpulan dari hasil observasi adalah ruangan kelas X TKJ 1 tidak memiliki pintu sehingga murid yang sedang belajar menjadi kurang berkonsentrasi. Kurangnya disiplin dalam hal pengontrolan murid-murid yang ada didalam kelas. Mungkin dikarenakan hubungan murid dan guru yang sangat dekat sehingga murid menganggap guru tersebut sebagai teman akrab. Dan juga penataan bangku yang kurang rapi dan kurang kondusif pada saat pembelajaran berlangsung.
B.            Saran
Saran dari hasil observasi kelompok :
  • Sebaiknya ruangan kelasnya diberi pintu sehingga tidak mengganggu suasana belajar di dalam kelas.
  • Guru yang mengajar sebaiknya lebih tegas terhadap siswanya, sehingga tidak ada yang mengobrol atau mencontek saat ujian berlangsung.
  • Sebaiknya guru mengontrol penggunaan gadget (laptop, ataupun handphone).
  • Dalam pentataan bangku kelas juga sebaiknya lebih teratur, sehingga suasana belajar lebih kondusif.
  • Kebersihan kelas sebaiknya juga dapat diperhatikan sehingga memberikan kenyamanan untuk guru dan murid-muridnya.

 Daftar Pustaka


http://beritasore.com/2013/12/02/siswa-smk-tritech-informatika-dididik-wirausaha/