Pedagogi
terus berkembang hingga abad 21 yang
disebut dengan pedagogi progressif ( progressive pedagogy). Pedagogi tidak
hanya berbicara mengenai seni dan ilmu mengajar, melainkan juga mendorong
banyak orang untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas bagaimana
menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa
dan kemajuan zaman. Diskusi mengenai pedagogi memang memunculkan pertaruhan,
ketika generasi lanjutan menjadi pertaruhannya. Pedagogi yang abstrak itu harus
mampu menjelmakan sesuatu menjadi sesuatu yang konkret. Pedagogi tidak harus
sekadar dipahami, melainkan juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Pemikiran
inilah yang melahirkan pedagogi praktis.
2. Ilmiah dan Praktis.
2. Ilmiah dan Praktis.
Sebagai
ilmu teori atau seni pedagogi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Paedagogi
formal
b. Paedagogi
vernacular
Pedagogi
formal bermakna pedagogi teoritis atau ilmiah. Sedangkan pedagogi vernacular
merupakan kata lain dari pedagogi praktis. Pedagogi formal atau pedagogi ilmiah
adalah upaya mengembangkan prinsip- prinsip dan teori- teori pedagogi yang
efektif melalui penelitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari pedagogi vernacular atau
pedagogi praktis. Pedagogi formal atau teoritis didukung oleh pengalaman dasar
yang kuat, istimewa, dan dibangun atas fondasi kajian empiric selama proses
mengajar belajar ( Moore, 2000).
Menurut
Carpenter (2001) ada 2 fungsi penelitian pedagogis yaitu :
- Menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran.
- Bersifat non linear.
- Memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan memodi fikasi pedagogi.
Bagi
guru-guru, kekuatan pedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis
dilihat dari prisma dan konsep teoritis. Contoh konkritnya adalah membangun gedung pencakar langit tanpa teori,
maka hasilnya akan rontok. Begitu juga
Dokter mengoperasi jantung pasien tanpa teori, pasiennya akan mengalami kematian
segera.
3. Studi
Sistematik
Hallam dan Ireson menyarankan kerangka kerja yang
memungkinkan guru dapat mengembangkan pendekatan mereka sendiri seperti penjelasan berikut ini :
- Pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai- nilai yang mendukung pengajaran.
- Pengetahuan tentang teori belajar
- Pengetahuan tentang konsep- konsep yang berbeda dari mengajar.
- Pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran serta interaksi dinamis karakteristik siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran.
- Memahami bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas.
- Pengetahuan dan ketrampilan untuk mengevaluasi praktik, peneliti, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan.
Menurut Hallam dan Ireson (1999), yang perlu
diprioritaskan menjadi perhatian adalah kebutuhan mendesak untuk bergerak
kearah studi yang sistematis dan penerapan paedagogi. Ada 3 aspek dalam laporan
yang dikeluarkan oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yaitu
:
- Codifying and communicating teachers practical pedagogicalknowledge. Yaitu kodifikasi dan mengkomunikasikan pengetahuan pedagogis praktis guru. Menurut Shulman (1987) masalah utama dalam mengajar adalah hilangnya pemahaman terhadap karya terbaik dari praktisi kontemporer bagi masa depan peserta didik. Langkah positif adalah menggunakan dokumen standar untuk mengkomunikasikan secara langsung.
- Establishing systems for shared scientific pedagogical knowledge management. Yaitu membangun pedagogis untuk berbagi pengetahuan manajemen ilmiah dan menyediakan waktu yang cukup bagi guru untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan ini.
- Developing a robust theoretical framework for the new science of pedagogy. Yaitu mengembangkan kerangka teori yang kuat terhadap ilmu baru pedagogi. Pengembangan teoritis dan empiris bidang pedagogi memberikan kendali bebas,namun wacana dan kebijakan seringkali memaksakan.
4
. Antipedagogi
Pedagogi
yang berusia sudah cukup tua terus mengundang perdebatan. Pedagogi
diperlukan dalam kerangka pembelajaran
teoritis dan praktis, misalnya bagaimana memilih strategi yang sesuai untuk
kebutuhan peserta didik, baik di sekolah formal ataupun di lembaga pendidikan
nonformal. Dalam Education Week edisi 19 Juni 2002. Menteri Pendidikan Amerika
Serikat telah mempertanyakan pentingnya
pedagogi dan pembelajaran bagi guru. Dia mengemukakan , banyak sekolah
pendidikan bisnis terus seperti biasa, dengan fokus berat pada pedagogi
bagaimana menjadi seorang guru. Baginya, apa yang paling dibutuhkan oleh guru
adalah pemah.aman yang lebih tentang apa
yang mereka akan ajarkan, bagaimana memantau kemajuan siswa, dan bagaimana membantu siswa yang jatuh di belakang. Dia tidak
terlalu mementingkan dimensi pedagogi, karena penguasaan materilah yang paling
esensial.
Guru
efektif menampilakan berbagai ketrampilan dan kemampuan yang mengarah untuk
menciptakan lingkungan belajar dimana semua siswa merasa nyaman dan yakin akan
dapat berhasil baik secara akademis dan pribadi. Kombinasi yang kompleks antara
ketrampilan dan kemampuan yang terintegrasi dalam standar pengajaran professional
yang juga mencakup pengetahuan penting, kecenderungan, dan komitmen yang
memungkinkan pendidik untuk berlatih pada tingkat tinggi.
Referensi:
Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi, Bandung: Alfabeta.