1. Nama Kelompok
Sastri Dalila ( 101301002 )
2. Tema : Go Green
Alasan memilih tema Go Green
Dengan diperkenalkannya bunga plastik dari barang bekas, maka manfaat yang akan
diperoleh si anak adalah pentingnya keindahan. Karena sudah jelas bahwa
keindahan tersebut sangat penting bagi kehidupan. Semua orang butuh keindahan dan untuk
mencapai keindahan diperlukan jiwa yang peduli akan lingkungan dan terampil
dalam melestarikan lingkungan.
3. Simpulan Hasil Observasi
a. Observasi Pengajar :
a. Observasi Pengajar :
Mufti ke Sastri
Sastri cukup baik dalam mengajarkan cara membuat bunga dari pelastik. Terlihat dari gesture nya yang sesuai. Kontak mata yang ditampilkan juga seluruhnya kepada anak - anak. Posture duduk bersila dan berhadapan dengan adik - adik. Wajah tersenyum dan sesekali tertawa. Halini bertujuan supaya tidak ada jarak dan menimbulkan suasana yang hangat dan bersahabat.
Sastri ke Mufti.
Pada saat memperkenalkan diri sendiri dan rekan Mufti bicara sangat baik dan jelas, instruksi yang diberikan kepada adik - adik pun cukup jelas. Kontak mata dan gesture secara keseluruhan bagus. Namun ketika berbicara dia agak cepat. Instruksi yang diberikan cukup jelas dan dimengerti oleh anak - anak. Wajah tersenyum dan sesekali bercanda kepada adik - adik. Jarak duduk antara Mufti dan adik - adik tidak terlalu jauh. Hal ini bertujuan agar antara Mufti ke adik - adik tidak ada jarak dan supaya mereka berasumsi bahwa orang dewasa juga bisa dijadikan teman ataupun sahabat. Agar suasana menjadi lebih akrab dan tanpa perbedaan.b. Observasi Peserta didik :
1. Ade usia 8 tahun : Ade pada saat pertama kali berkenalan sikapnya malu - malu. Padahal saya sudah kenal sebelumnya. Kemudian pada saat datang ke lokasi, dia tampak tidak sabar. Pada saat mendengarkan instruksi dia tersenyum tipis dan terdiam mendengarkan. Posture duduknya menyamping dan tangan memegang tas. Pada saat mengerjakan bunga dari plastik pun, dia selalu tertawa dan banyak tanya. Dia sangat bingung pada saat melipat, tapi Sastri fokus untuk membantunya. Hasil yang dihasilkan pun lumayan bagus. Dia selalu melihat Sastri. Dia senang berbisik - bisik kepada Mirza disebelahnya sambil melihat pengajar dan tersenyum. Dia senang sekali bermain ditengah- tengah pembelajaran, sementara adik - adik yang lain itu tampak sungguh - sungguh mengerjakan sedangkan Ade selalu santai.
2. Dini usia 10 tahun : Dini pertama datang ke lokasi sikapnya santai. Pada saat mendengarkan instruksi, posture tubuhnya tegak dan kontak mata nya lurus ke arah pengajar. Dia tampak sungguh - sungguh mendengarkan. Dia juga sering bertanya. Dini, anaknya kritis sekali. Selalu bertanya apa yang kurang jelas sebelum mengerjakan tugasnya. Dia adalah anak yang cepat sekali mengerti cara membuat bunga dari plastik dan dia anak yang sigap. Terbukti dari caranya melipat, menggunting dan membakar pola dari bunga plastik itu sangat rapi dan baik. Gesture nya sangat cepat dan dia anak yang tidak banyak bicara, dia yang paling fokus diantara anak - anak yang lainnya.
3. Mirza usia 10 tahun : Mirza pada saat berkenalan sikapnya agak kalem. Dia tipe anak yg suka tersenyum dan ceria. Dia tidak malu - malu pada saat berkenalan. Dia sangat hangat dalam berjabat tangan. Mirza pertama datang ke lokasi, tersenyum dan sangat ingin tahu. Dia sangat easy going dan ramah. Pada saat mendengarkan instruksi dia lebih sering tersenyum dengan posisi kepalanya sesekali lurus kedepan dan tunduk kebawah. Posture duduknya bersila. Dan pada saat mengerjakan, dia juga tampak santai namun serius. Pada saat pengajar mengajari membuat lipatan, kontak matanya terbuka lebar, seperti tersimpan rasa ingin tahu yang besar.
4. Audi usia 9 tahun : Pada saat berkenalan, Audi anaknya
baik dan tidak banyak bicara. Tidak segan - segan berjabat tangan dengan
senyuman. Pada saat datang ke lokasi, Audi sangat gembira. Kemudian saat
pengajar memberikan instruksi, Audi tampak mendengarkan dengan seksama. Postur
duduknya bersila seperti Mirza dan Dini, namun posisi kepala tegak dan ringan. Gesture
nya rileks dan tidak kaku. Pada saat melipat dia agak terlihat kebingungan,
namun ia tidak segan bertanya kepada pengajar. Dia sangat sigap ketika
menggunting dan dia sangat ceria ketika tugasnya selesai.
5. Ira usia 10 tahun : Pada saat berkenalan tersungging senyum kecil di bibirnya. Dia sangat pendiam. Dia jarang sekali berbicara, dan kontak mata ketika mendengarkan instruksi pun ke kanan dan ke kiri. Dia bukan malu - malu. Tpi sepertinya dia memang anak yang kalem dan tidak banyak bicara. Pada saat mengerjakan dia tampak serius dan tersenyum pada teman di sebelahnya Dini dan Audi. Gerakan tangannya juga tidak terlalu lambat. Dia lebih suka bertanya kepada teman di sebelahnya. Tapi ketika temannya juga terlihat bingung, Ira memberanikan diri untuk bertanya kepada pengajar. Akhirnya kami pun membantunya ketika ia terlihat cemas dan bingung ketika membakar pola lipatan tadi. Alhasil ia lega dan tersenyum ketika tugasnya selesai dan ia merasa puas.
4. Perencanaan
a. Pendahuluan
Mengajar
merupakan seni dan ilmu menstransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dengan menggunakan media
tertentu. Dalam mengajar harus menyusun rencana pembelajaran merupakan salah
satu tugas penting pengajar dalam proses
pembelajaran berlangsung dengan lancar dan peserta didik mudah memahami
pembelajaran. Dalam mengajar harus menggunakan prinsip pedagogi agar peserta didik tidak merasa bosan dan
termotivasi dalam belajar. Anak-anak lebih mudah menerima pembelajaran yang
diberikan karena memiliki keingintahuan yang tinggi dan masih memiliki daya ingat yang lebih tinggi.
Oleh karena itu pembelajaran seperti keindahan sangat penting dipupuk dari usia dini agar
terbawa dan terbiasa dengan sifat kebersihan yang dapat menghasilkan keindahan,
dengan keindahan dapat meningkatkan kesehatan dan kemakmuran masyarakat.
Di zaman modern ini masih banyak
sekali orang yang kurang sadar terhadap keindahan, mulai dari anak-anak dan
orang tua masih banyak membuang sampah sembarangan. Salah satu cara menciptakan
keindahan adalah dengan memanfaatkan barang bekas sebagai keindahan dan dapat
juga menjadi sumber penghasilan dengan keahlian dan kreativitas seseorang.
Ketika keindahan telah terpupuk sejak dini maka hal seperti sekarang ini tidak
akan terulang lagi seperti sampah yang
berserakan dimana-mana termasuk dipinggir jalan, karena anak-anak telah sadar
akan keindahan itu sendiri dan akan terbawa sampai tua nanti.
b. Landasan teori
Banyak orang yang mengatakan mengajar adalah ilmu, dimana kegiatan mengajar harus bebasis dan dipandu oleh ilmu. Konsep ini menekankan pada aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi antara guru dan siswa. Konsep ini percaya bahwa adalah mungkin untuk secara sistematis memilih bahan, mengatur interaksi guru dengan siswa, interaksi antar sesama siswa, dan menentukan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi secara kebetulan.
Banyak orang yang mengatakan mengajar adalah ilmu, dimana kegiatan mengajar harus bebasis dan dipandu oleh ilmu. Konsep ini menekankan pada aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi antara guru dan siswa. Konsep ini percaya bahwa adalah mungkin untuk secara sistematis memilih bahan, mengatur interaksi guru dengan siswa, interaksi antar sesama siswa, dan menentukan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi secara kebetulan.
Banyak orang juga
percaya mengajar adalah seni. Konsep ini memposisikan mengajar sebagai
aktivitas “ilmiah” memang dapat diformalkan, namun jika dipaksakan, akan
terjadi birokratisasi dan pemaksaan aktivitas belajar. Penganut konsep ini
berpendapat bahwa mengajar sebenarnya merupakan intuisi, improvisasi, dan
ekspesi. Guru harus mampu
melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga di dalam kelas.
Dalam kegiatan mengajar, tidak ada resep gagal-aman secara rutinitas. Aktivitas
yang paling penting dari kegiatan mengajar adalah mengelola peristiwa-peristiwa
yang terjadi selama proses pembelajaran itu. Intinya, setiap guru harus siap
menerima semua perilaku anak-anak dalam kelas, karena anak-anak pada umumnya
berperilaku secara spontan.
Alasan
Murid Usia 8 sampai 10 thn : Berdasarkan teori yang kami baca (
periode perkembangan anak terletak pada usia 6-11 tahun ( Middle and Late
Chilhood ) terkadang disebut sebagai masa sekolah dasar. Alasan kami memilih usia ini dikarenakan pada usia
ini anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis, menghitung dan membuat
sesuatu ketrampilan yang baru. Kemudian menurut teori Piaget, anak pad usia
6-11 tahun ini berasda pada tahap operasional
konkret dan secara signifikan
perkembangan kognitifnya mulai muncul dan terlihat. Dimana ada tanda- tanda
seperti adanya penalaran logika, menggantikan penalaran intuitif ,tetapi dalam
situasi yang konkret. Kemampuan untuk menggolong-golongkan sudah ada, tetapi
belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Dalam tahap ini si anak juga
sudah mampu membayangkan membuat sesuatu walaupun masih dalam keadaan yang
abstrak. Nah pada saat kami mengajarkan suatu ketrampilan baru pada si anak
dengan cara memberi tahu bagaimana langkah- langkah membuat bunga dari plastik
ini, dia akan berusaha untuk mengeluarkan proses penalarannya dengan cara
mengkoordinasikan informansi dari dimensi yang diistruksikan oleh guru. Pada
tahap operasional konkret, hal terpenting adalah memahami keterkaitanataupun
hubungan antara satu langkah yang diajarkan guru dengan langkah selanjutnya.
Hal ini akan mendorong anak untuk mengubungkan informasi yang diperoleh dari
guru dengan tugasnya membuat langkah- langkah ketrampilan seni yang diajarkan. (
Santrock, J.W& Halonen, J.S (2002). Educational Psychology
c. Tujuan Pembelajaran
a.
Untuk melatih agar anak-anak tidak
membuang sampah sembarangan
b. Memiliki kebiasaan untuk menjaga
kebersihan
c. Memahami bahwa keindahan itu penting
d. Memahami bahwa barang-barang bekas
(sampah) dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna
e.
Meningkatkan kreativitas
Subjek ada 5 orang berusia :
- Ade : 8 tahun ( kelas III)
- Dini : 10 tahun ( kelas VI)
- Mirza : 10 tahun ( kelas VI)
- Audi : 9 tahun ( kelas V)
- Ira : 10 tahun ( kelas VI)
d. Lokasi
Taman Bermain Jln Sisimangaraja Pematangsiantar.
e. Alokasi waktu
2 jam dari pukul 14.00 sampai 16.00 WIB
f. Perlengkapan/ alat bantu
7 buah kantong plastik warna
1 Ranting kayu yang patah
Gunting
Lem bakar & Lilin
g. Perincian biaya
7 buah kantong plastik warna : Rp. 0
g. Perincian biaya
7 buah kantong plastik warna : Rp. 0
1 Ranting kayu yang patah : Rp. 0
Gunting : Rp. 0
Gunting : Rp. 0
Lem bakar : Rp. 5000
Lilin :
Rp. 3000
Reward : Rp. 17.800
Total : Rp. 25.800
5. Pelaksanaan
Lokasi : Taman Bermain Sisimangaraja Pematangsiantar
Hari pertama saya survey tempat di Taman Bermain jalan Sisimangaraja Pematangsiantar. Hari pertama saya berkenalan dengan adik - adik lalu memberi tahu mereka bahwa saya dan rekan sedang menjalankan tugas. Dimana tugas ini adalah mengajar adik - adik membuat bunga dari plastik. Saya juga menyuruh mereka membawa bahan - bahan sederhana seperti plastik dan gunting. Saya juga menetapkan lokasi dan menetapkan waktu belajar keesokan hari.
Hari kedua, saya datang ke lokasi dan menunggu anak- anak. Untungnya anak - anak sangat tepat waktu. Setelah makan siang pukul 13.00 mereka istirahat sejenak lalu datang kembali ke lokasi. Mereka membawa alat- alat yang telah diinstruksikan. Pada saat mulai mengajar kami bercerita apa tujuan dan manfaat membuat bunga dari plastik ini dan tampaknya mereka sangat ingin tahu.
7. Hasil Kegiatan (capaian kegiatan )
8. Evaluasi
10. Testimoni
Lokasi : Taman Bermain Sisimangaraja Pematangsiantar
Waktu
: Jumat 29 April 2013 pukul 14:00-16:00
WIB
Kegiatan
·
14.00 :
Datang ke lokasi
·
14:30-14.45 : Perkenalan
·
14:45-15:00 : Mengajar membuat pola berupa cara melipat
plastik
·
15:00-:15.15 : Mengajar cara menggunting poa lipatan plastik
·
15:15-15:30 : Mengajar cara membakar pola plastic
yang sudah digunting
·
15:30-14:00 : Games + Pemberian Reward &
Penutup
6. Laporan Kegiatan (uraian observasi )
Hari pertama saya survey tempat di Taman Bermain jalan Sisimangaraja Pematangsiantar. Hari pertama saya berkenalan dengan adik - adik lalu memberi tahu mereka bahwa saya dan rekan sedang menjalankan tugas. Dimana tugas ini adalah mengajar adik - adik membuat bunga dari plastik. Saya juga menyuruh mereka membawa bahan - bahan sederhana seperti plastik dan gunting. Saya juga menetapkan lokasi dan menetapkan waktu belajar keesokan hari.
Hari kedua, saya datang ke lokasi dan menunggu anak- anak. Untungnya anak - anak sangat tepat waktu. Setelah makan siang pukul 13.00 mereka istirahat sejenak lalu datang kembali ke lokasi. Mereka membawa alat- alat yang telah diinstruksikan. Pada saat mulai mengajar kami bercerita apa tujuan dan manfaat membuat bunga dari plastik ini dan tampaknya mereka sangat ingin tahu.
7. Hasil Kegiatan (capaian kegiatan )
Observasi tercapai dengan maksimal
meskipun kami sangat lelah. Kami sudah berusaha keras untuk memaksimalkan
potensi anak – anak lewat pengajaran ini. Anak – anak juga sudah memberikan
hasil yang sangat baik dan berupaya sangat keras.
Mulai dari perencanaan kami satu
kelompok agak sulit menentukan tema apa yang akan kami gunakan untuk mengajar.
Pertama kami sepakat membuat boneka dari kulit telur, tetapi agaknya itu amat
sulit dan membutuhkan biaya yang cukup besar, akhirnya kami beralih ke rencana
micro teaching dengan tema go green. Selain biaya yang dikeluarkan itu cukup
minim tapi itu mengajarkan anak untuk hemat tanpa perlu meminta dari orang tua.
Kendala yang kami alami adalah kami sangat kerepotan dalam mengobservasi satu
sama lain dikarenakan jumlah kelompok kami yang hanya berdua. Dimana kami sulit
sekali untuk melakukan pengajaran sekaligus dengan observasi teman satu sama
lain, merekam video. Itulah alasan mengapa kami sampai membutuhkan waktu sampai
2 jam. Tapi jika kami satu kelompok lebih dari dua orang maka pembagian masing
- masing tugas akan terasa lebih ringan dan mudah. Kemudahannya sendiri adalah
kami melihat bahwa anak – anak sangat mudah menangkap dan menyerap informasi
yang kami ajarkan. Mereka menciptakan suatu hasil karya yang bagus dan kami
merasa puas dengan apa yang kami berikan dan kami lihat.
9. Dokumentasi
9. Dokumentasi
10. Testimoni
Sastri Dalila (10-002)
Awalnya
ketika tau ada tugas lapangan untuk mengajar anak-anak senang tapi sekaligus
bingung karena belum pernah mengajar anak-anak, ada rasa takut juga, takut
anak-anak yang diajar merasa bosan atau tidak senang dengan apa yang akan
diajarkan. Sebelum mengajar anak-anak tersebut, kami terlebih dahulu membuat
perencanaan agar dalam mengajar nanti dapat berjalan dengan baik dan anak-anak
yang diajarkan mudah dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Setelah terjun
kelapangan ternyata anak-anak yang kami ajarkan sangat ramah, memperhatikan
dengan baik, mereka terlihat sangat senang sekali ketika pembelajaran
berlangsung, mereka sangat antusias dalam belajar, ternyata Ketakutan awal saya
tidak sama dengan apa yang terjadi dilapangan. Ternyata belajar dengan
anak-anak itu sangat menyenangkan dengan kepolosan mereka dan keingintahuan
mereka yang tinggi membuat suasana belajar lebih aktif.
Mufti Fadhilah Siregar (10-004)
Pada
dasarnya mengajari anak – anak adalah hal yang sulit. Namun apabila kita
sebagai pengajar, dapat menyesuaikan diri dengan mereka maka hal ini akan
terasa mudah. J
Pada saat bertemu dengan adik- adik saya merasa gembira, karena saya sudah
mengenal mereka. 2 diantaranya adalah adik sepupu saya sendiri. Dan 3 lagi
adalah teman satu sekolah dan bermain mereka. Mereka tampak tertarik, semangat
yang berapi api dan gembira. Itu semua dapat dibuktikan dari sorot mata dan
senyum bibir polos mereka, bahwa mereka ingin tahu. Pengajaran kami lakukan
hari jumat tanggal 29 Maret 2013, tepatnya jam 3 sore. Tetapi saya sangat
bangga karena sebelum pengajaran di mulai anak- anak sudah datang sebelum jam
pengajaran dimulai. Tepat pukul 14.00 WIB. Wah terihat sekali semangat
keingintahuan meraka. Mengajar memang melelahkan tapi membuat saya pribadi
menjadi manusia yang mempunyai nilai untuk diri sendiri. Dalam hati saya
berkata: ‘’ bahwa saya bisa berguna memberikan ilmu pada adik - adik yang manis
ini’’. Intinya pengalaman ini membuat saya belajar bahwa kebersamaan dengan
adik-adik akan menghasilkan kehangatan
kreatifitas. Dan dari kreatifitas lah akan timbul keindahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar