Senin, 07 Februari 2011

Ass,,,
Teman-teman ini adalah posting kedua Mufti..As well as moga aja posting nya aQ ini better than unusual last posting.. ^_^ !!
Jangan lupa diberi komentar ya teman-teman… take care

Culture of School
Ada seorang guru yang cerdas bernama Valerie Pang, yang mengatakan bahwa guru harus memahami lingkungan tempat sekolah berada,jika si guru tinggalnya jauh dari lingkungan sekolah tersebut. Dengan cara ini guru akan lebih mengerti ritme dan kultur kehidupan murid mereka.
Merekomendasikan agar guru member contoh berdasarkan kehidupan murid mereka merupakan hal terbijaksana,menurut saya. Contohnya memberi buku akademik tentang pengajaran bisa menjadi sumber informasi yang berharga tentang muatan dan tujuan pendidikan. Namun makna dari muatan local hanya bisa diberikan oleh seorang guru yang tahu kebutuhan muridnya dan tentunya cerdas sekaligus efektif.
Menurut saya guru yang baik itu adalah guru yang bisa menciptakan kelas yang penuh perhatian dan nyaman bagi muridnya. Ada juga factor yang mensupport agar cara pengajaran guru lebih efektif.
1. Keahlian Tekhnologi
Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan computer kedalam proses belajar di kelas.Integrasi harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, termasuk ‘’ helping student to reach their good job in the future.
Guru yang efektif juga tahu menggunakan komputer dan menularkannya pada murid untuk belajar,menulis dan menuangkan kreasi. Guru yang efektif juga bisa mengevaluasi efektifitas game instruksional dan simulasi computer,guru tahu cara menggunakan dan mengaplikasikan ilmu teknologi seperti internet.
2. Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Komitmen dan motivasi dapat membantu guru yang efektif untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar. Guru yang efektif juga pu nya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak membiarkan emosi negatife melunturkan motivasi mereka.
Thank you…^_^




Yang menjadi sumber pertanyaan dari saya adalah :
1. Mengapa guru hanya memberi buku akademik saja sebagai bahan pengajaran? Bukankah bimbingan objektif seperti berdiskusi, memecahkan masalah dari sudut pandang yang berbeda, mendengarkan dan mengarahkan titik berat afeksi
tidak bisa?
Asumsi sementara: Menurut saya mungkin secara teoritis bahan ajaran seperti buku akademik itu memang diperlukan. Tapi dalam arti yang teoritis. Jadi sebenarnya guru itu tahu akan kebutuhan muridnya. Dia tahu kapan menempatkan buku akademik sebagai bahan pengajaran yang efektif.

2. Katanya ada istilah yang mengatakan bahwa guru yang efektif harus bisa mengevaluasi game instruksional dan simulasi computer. Yang menjadi masalah yang sampai saat ini belum terpecahkan adalah ‘’Apa itu game instruksional dan apa maksud dari simulasi komputer’’?
Asumsi sementara: Menurut saya game instruksional itu adalah metoda/cara bermain sambil belajar seorang anak. Itu menurut saya,jika menurut ibu bagaimana ya?? Tolong jelaskan karena saya kurang paham.
Yang kedua menurut saya simulasi computer adalah ujian computer yang diberikan pengajar kepada murid yang diajar guna memahami proses aplikasi pembelajaran. Tapi menurut pendapat ibu apakah asumsi saya ini benar bu? Tolong dijelaskan ya bu….

Thankz ya bu…….^_^

Daftar Pustaka :
• Asheer,S.R & Cole,J.D.1990 Peer n rejection in Chilhood. New York : Cambridge University Press.
• Anderson,J.R 1993.Problem solving and Learning. American Psicologist,48, 35-44.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar